MENGELOLA SAMPAH MENJADI BERKAH DI SMPN 2 KOKAP
MENGELOLA
SAMPAH MENJADI BERKAH DI SMPN 2 KOKAP
Sampah merupakan sisa dari
kegiatan manusia yang selama ini selalu dianggap mendatangkan musibah atau sebagai
biang kerok terjadinya pencemaran. Namun ternyata sampah bisa menjadi berkah
apabila dikelola dengan baik dan benar. Gerakan pramuka sebagai patriot
lingkungan di SMPN 2 Kokap sesuai dengan dasa dharma ke dua Cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia, dan nilai pendidikan karakter ke enam
belas yaitu peduli lingkungan,
telah berupaya mengelola sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat
dan berharga.
Diantara jenis-jenis sampah organic maupun anorganik atau limbah
yang sudah dikelola menjadi lebih
bermanfaat antara lain :
1.
Pemanfaatan
limbah air wudlu untuk kolam lele.
Pembelajaran
kewirausahaan budi daya lele diberikan pada kelas 8 .Limbah air wudlu yang
sangat banyak ( 1200 lt dengan asumsi
300 orang X 2 lt X 2 ), dimanfaatkan untuk mengisi kolam lele yang terbuat dari
buis beton. Satu kolam terbuat dari dua buis beton ukuran diameter 80 cm yang
ditumpuk menjadi satu dengan kedalaman air kolam 70 cm. Ada 6 buah kolam yang saling berhubungan
dengan system bejana berhubungan, sehingga limbah air wudlu cukup dialirkan ke
satu kolam maka kolam yang lainnya akan otomatis terisi melewati peralon penghubung.
Setiap kolam ditaburi 100 ekor bibit
lele ukuran jari kelingking orang dewasa. Dengan pemberian pakan tiap pagi dan siang secara rutin, maka
setelah 60 hari bisa dipanen dengan ukuran lele 6-8 ekor lele/kg.
2.
Limbah air
kolam lele untuk budidaya kangkung sayur system aquaponik
Pembelajaran
kewirausahaan budi daya budidaya kangkung sayur diberikan pada kelas 8 . Limbah
air kolam lele, mempunyai kandungan hara yang tinggi bagi tanaman, hal ini
menginspirasi untuk memanfaatkan air
dari kolam lele dipompa ke paralon budidaya kangkung sayur,dengan system
aquaponik .Air limbah kolam lele mengalir terus atau sesuai kebutuhan untuk menyirami media tanam budidaya kangkung sayur.
Dengan system ini tanaman kangkung sayur tumbuh subur dan dapat dipanen setiap
dua minggu sekali.
3.
Pembuatan
kompos sebagai pembelajaran pengelolaan lingkungan di kelas 7
a.
Pembuatan
kompos dengan inokulen ,
Limbah
organic yang berupa dedaunan , dimanfaatkan untuk membuat kompos dengan
mengunakan komposter, dengan inokulen berupa EM 4 atau inokulen buah dan tempe.
Cara membuat atau menyiapkan yaitu : Inokulen
EM 4 sebanyak setengah tutup botolnya ditambahkan 1,5 liter air dan gula
setengah sendok makan dicampur dan diaduk. Kemudian disimpan satu minggu . demikian
juga cara membuat inokulen dari buah maupun tempe,
Selanjutnya menyiapkan alat komposter,
masukan kompos yang sudah jadi dicampur serbuk gergaji ke dalam komposter
dengan ketebalan 15 cm, kemudian masukan sampah organic , semprotkan inokulen
EM 4, dan diaduk-aduk lalu ditutup. Setelah empat minggu kompos bisa dipanen.
Cacing tanah tipe epigeik, misalnya Pheretima sp atau Lumbricus rubellus dapat
dimanfaatkan untuk mendegradasi sampah organic dengan cara sebagai berikut; menyiapkan sampah
organic dan kotoran sapi atau kambing, dan mencampurnya dengan merata. Setelah
bercampur kemudian masukan ke dalam kantong plastic dan ikat dengan rapat,
tujuannya untuk difermentasi selama satu minggu. Setelah difermentasi masukan
campuran sampah orgaik dan kotoran sapi atau kambing tadi ke dalam bak atau
ember dengan kedalaman 20 cm, kemudian masukan cacing tanah ke dalamnya, jika
cacing tanah langsung masuk kedalam , maka media tersebut cocok. setelah 4
minggu maka sampah organic akan hancur dan dihasilkan kompos yang disebut
kascing. Selain dihasilkan kascing, dihasilkan juga cacing tanah yang jumlahnya
bertambah kurang lebih tiga kali lipat. Kascing merupakan kompos organic dengan
kualitas yang sangat baik.
Manfaat biopori selain untuk penyerapan
air, juga dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos dari sampah organic. Carannya
masukan sampah organic ke dalam biopori dan dipadatkan, dan biarkan selama 4-5
minggu, maka sampah organic akan menjadi kompos dan bisa dipanen dan
dimanfaatkan untuk pemupukan.
4.
Pembuatan
ecobrick sebagai pembelajaran pengelolaan lingkungan di kelas 7
Sampah
anorganik berupa plastic dimanfaatkan untuk membuat ecobrick, dengan cara
memasukan sampah plastic yang sudah dibersihkan ke dalam botol minuman mineral
dan dipadatkan. Setelah diperoleh beberapa botol ecobrick dapat dibuat menjadi tempat duduk dengan cara menyatukan
beberapa ecobrick dengan lem , atau untuk penyekat ruang.
5.
Pembuatan
kerajinan dari gelas dan botol plastic bekas minuman mineral sebagai
pembelajaran pengelolaan lingkungan di kelas 7
Gelas
dan botol plastic bekas minuman mineral dapat dibuat menjadi berbagai macam
kerajinan, semua ini tergantung kreatifitas masing-masing peserta didik dengan
bimbingan guru prakarya. Misalnya vas bunga, piring, model daun atau bunga, kap
lampu dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar